Kenapa Negara Ngga Mencetak Uang Semaunya?

Tulisan ini,iseng ane paste kesini setelah ngga sengaja dengar tetangga ngerumpi. Siapa tau ada yg belum pernah dengar soal kayak gini. Ngga ada niat menggurui, apalagi ngerasa lebih tau dari yang ngga tau.. Anggap aja bacaan santai

Cerita dimulai ya gan:

Dialog tersebut di atas tiba di telinga saat asik nikmatin kopi toraja kiriman temen setelah bangun tidur hari ini (ane tulis di HP sekitar hari Kamis yg lalu,atau Jumat... antara itulah). Kata2 tetangga itu senada dengan pikiran liar ane saat masih SMP. Sampai akhirnya di masa SMA salah seorang guru berhasil ngasih jawabannya.

Nyetak uang sebebanyak-banyaknya ngga bakal nyelesaiin masalah kemiskinan. Itu faktanya. Kenapa? Simak baik2 ya kawan.

Pernah dengar pseudo gold dan uang fiat? Rasanya anak2 ekonomi pasti tau deh. “Pseudo Gold” dan “Uang Fiat” adalah 2 sistem yg biasa dipakai suatu negara dalam menerbitkan uang (makasih pak guru dan wikipedia). Nah, di dalam sistem pseudo gold, uang yang dicetak dan beredar harus didukung dengan cadangan emas atau perak yang dimiliki oleh badan yang menerbitkannya uang tersebut.

Sedangkan dalam sistem uang fiat, uang yang beredar tidak didukung aset yang riil, bahkan tidak didukung apa-apa. Artinya, dalam sistem fiat, pemerintah atau badan yang menerbitkan uang bisa mencetak uang sebanyak apa pun sesuai keinginan mereka.

Masih ingat gak dengan hal yg 1 ini: dalam ekonomi, harga barang akan tergantung pada perbandingan jumlah uang dan jumlah persediaan barang.

Jika barang lebih banyak dari jumlah uang yang beredar, maka harga akan cenderung turun. Sebaliknya, jika jumlah barang lebih sedikit dibanding jumlah uang yang beredar, maka harga-harga akan cenderung naik. Oleh sebab itulah, pencetakan uang secara tak langsung juga ditentukan oleh hal tersebut, tujuannya supaya ngga terjadi tuh yg namanya inflasi.

Jika suatu negara—dgn alasan miskin—mencetak uang sebanyak-banyaknya, percayalah yang terjadi bukanlah negara itu akan menjadi kaya, tetapi justru akan menjadi semakin miskin.

Kenapa? kok bisa?

ketika jumlah uang yang beredar semakin banyak, harga-harga barang akan melambung tinggi, dan inflasi terjadi. Hal ini akan mengakibatkan uang yang dicetak nilainya terus merosot meski dicetak terus menerus.. dan uang tsb ngga bisa disebut sebagai suatu kekayaan.

Kalian yg belajar sejarah pasti tau tentang tritura (Tiga Tuntutan rakyat) di jaman bung karno. Ingatkan? Taukan? Cari tau kalo ngerasa belum tau deh. Seru

Saat itu Indonesia melakukan pencetakan uang dalam jumlah yg banyak. Hal tsb dilakukan karena pemerintah Republik Indonesia yang notabene masih "muda" belum bisa maksimal memungut pajak dari rakyat. Soekarno akhirnya ngeluarin kebijakan buat nyetak uang secara berlebih. Hasilnya ya kayak yg ane sebut di atas: terjadi yg namanya inflasi. Semakin banyak uang dicetak, harga barang semakin tinggi, dan terjadi hiperinflasi. Endingnya, seperti yg tertulis dalam buku2 sejarah: terjadilah demonstrasi besar yang terkenal dengan sebutan Tritura (tiga tuntutan rakyat), yang salah satunya permintaan agar harga-harga diturunkan.

Mau contoh yg lebih hangat? Ngga hangat2 bgt sih sebenarnya karna terjadi di tahun 2008 yg lalu.

Contoh yg lebih hangat adalah apa yg terjadi pd medio 2008 lalu di Zimbabwe. Saat itu pemerintah Zimbabwe ngeluarin kebijakan buat nyetak uang dalam jumlah yg sangat banyak, tujuannya sih utk memperbanyak pegawai negeri yang - harapannya - bakal mendukung pemerintah. Tapi apa yg didapat? Hasilnya adalah inflasi yang gila-gilaan. Zimbabwe bahkan sampe jadi pemegang rekor dalam hal inflasi tertinggi di dunia, yaitu 2.200.000% (2,2 juta persen)!!!!

Saking parahnya tingkat inflasi yg terjadi, kenaikan harga di Zimbabwe nngga terjadi dalam hitungan minggu atau bulan, tetapi menit bahkan detik. Konon,setiap beberapa detik, para pegawai di toko-toko yg ada di Zimbabwe sibuk mengganti label-label harga pada barang-barang yang mereka jual, karena terus terjadi pergantian harga akibat inflasi yang menggila.*

Juli 2008 (lupa tanggalnya) bank Zimbabwe bahkan sampe nerbitin pecahan uang senilai 100 milyar dollar (rekor pecahan uang dengan nominal terbesar di dunia). Uang dengan nominal besar itu, ironisnya, tidak memiliki nilai yang sama besarnya, karena digerus oleh inflasi akibat harga-harga yang melambung luar biasa tinggi. Untuk membeli sembako misalnya, orang di Zimbabwe harus membawa uang sampe seember.

Jadi, negara miskin (ataupun negara yang tidak miskin) tidak mencetak uang dalam jumlah berlebihan, karena adanya pertimbangan seperti yang digambarkan di atas.

Semoga bermanfaat, semoga kl ketemu pertanyaan soal kayak gini jd ngga bingung lg jawabnya. Apalagi sampe asal jawab. Hehehe

Regrads

**Diolah dr berbagai sumber buat buktiin sedikit teori yg ngga ada hubungannya sm tulisan di atas [emoji12]

 

Ok gan, paham

 

Anak ekonomi ya gan? Mantap penjelasan nya

 

itu juga pertanyaan ane waktu bocah dlu, pas ane masuk ips waktu sma akhirnya ane ngerti soal ini,

tp thread ini lebih lgkap lagi sih

 

kadang orang awam sering nanya ini

 

pernah baca juga soal ini, Soal nilai uang yang tidak sama dengan biaya bahan yang di keluarkan juga perlu di pertimbangkan.
maksudna seperti ini : misal uang 100rbu rupiah, apakah biaya pembuatan 1 / bahan kertas uang tersebut juga 100rbu ?

oleh karena itu ada yang berpendapat akan lebih stabil jika nilai mata uang sama dengan biaya bahan mata uang tersebut, sperti zaman dulu yang masih menggunakan perak, perunggu dan emas untuk transaksi mata uang na.

CMIIW

 

yuhu gan,,
ane awam banget, jadi tambah ngertii deh tentang perekonomian,,

makasih gan,,,

Jadi, sekarang tinggal ajak temen ramai2 buat blog sebanyak2nya biar adsense murah diapprovenya,, karena pemasang iklan lebih banyak daripada yang beli hihihihi (apa hubungannya )

 

Hehehe..
Yg terakhir ane bingung om [emoji16]

Baca buku think dinar om. Recommended [emoji4]

 

Jujur om, ane sendiri sih udah tau dari dulu bahwa mencetak uang sebanyak-banyaknya itu nggak akan lebih mensejahterakan.
Tapi baru sekarang (selepas baca thread agan) baru ane tau teorinya, sekaligus contoh kasusnya langsung

 

keren gan ,

 

mantab analisanya... pertanyaan ane waktu bocah

 

Sekarang udah engkong2 nih kayaknya ya om. Hehehe

 

Ane yg anak ekonomi aja blum terlalu paham soal ini

Ts mantab nambah ilmu, semoga nanti masuk UTS

 

Zimbabawe itu hyper inflasi

 

Gampangnya sih gini gan, Kalo kita nyetak uang banyak dan dollar di indonesia sedikit, maka orang2 bakalan ngeluarin banyak uang untuk dapetin dollar itu, makanya harga dollar jadi makin naik dan kita kena inflasi, makanya ente sebagai pembisnis online yang biasa di gaji pake dollar, harus rajin2 dapetin dollar biar perbandingan dollar makin mudah di dapat dan harganya turun. Tapi emang sih, semakin kecil nilai dollar, sebagai pembisnis online penghasilan kita turun, tapi berkorban sedikitlah untuk negeri ini

 

trus siapa juga yang nentuin nilai tukar rupiah terhadap dolar ??

kenapa ngga nyetak banyak trus ditukerin dolaar ?

 

tentang apa tuh gan ?

 

Yup. Bener bgt om [emoji16]

Itu dia [emoji8]

No 1 pertanyaannya lebih tepatnya apa. Bukan siapa. Salah 1 jawabannya sudah tjawab sm yg di atas ente.

Nilai tukar mata uang negara terhadap mata uang negara lain kita udah sama2 taulah jawabannya yak: relatif. Dan stiap perubahan nilai tukarnya bakal pengaruhin aktifitas perdagangan kedua negara.

Kl baca tulisan Jason Van Bergen.. ada 6 yg pengaruhin hal tsb om. 6 hal tersebut (bs ente gugling deh) berhubungan erat sm yg namanya inflasi.

Gmn kl kita cetak rupiah sebanyaknya buat ditukar sm dollar?? Menurut ente kira2 apa yg bakal terjadi om? Hehehe

Baca aja. atau coba gugling dulu. Recommded deh.

 

harusnya bukan uang yang dibagi2 kan sm rakyat miskin, tp USAHA yang harusnya dibagikan sama orang yang tidak mampu, kl pemerintah peka, tuh orang KISMIN bisa dikasih peluang usaha atau istilahnya UKM, usaha kecil menengah. biar mereka gak pada mlongo alias nganggur, jd ekonomi terus berjalan. ya kita2 ini harusnya dikasih modal pinjaman buat pengembangan usaha, dan itu bisa dikelola oleh bank pemerintah.

coba pemerintah sadar, pasti gak ada orang miskin atau nganggur di indonesia ini, tongkat kayu dan batu jadi tanaman kok, itu berarti indonesia ini subur makmur loh jinawi, tapi kenyataan nya terbalik, justru yang makmur yang punya jabatan dan kekuasaan, yang tidak punya jabatan dan kekuasaan ya mlongo alias kismin terus. sistem ini yang harusnya dirombak.

bukan begitu saudra2, just my opini .....

 

Keren Gan ane jadi paham dah sekarang xixixi