1. Halo Guest, pastikan Anda selalu menaati peraturan forum sebelum mengirimkan post atau thread baru.

Gempa Pangandaran Mirip dengan Gempa Aceh dan Nias

Discussion in 'Chit Chat' started by h4nh4n, Jul 18, 2006.

  1. h4nh4n

    h4nh4n Newbie

    Joined:
    Jul 5, 2006
    Messages:
    35
    Likes Received:
    0
    JAKARTA, KCM - Gempa bumi tektonik yang disertai dengan tsunami yang melanda pantai selatan Pulau Jawa, Senin (17/7) sore, mirip dengan gempa yang mengguncang Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) dan Nias pada 2004 dan 2005. Demikian pernyataan pakar gempa dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Danny Hilman Natawijaya, di Jakarta, Selasa (18/7).

    "Gempa yang terjadi kemarin tidak ada hubungannya dengan gempa yang mengguncang Yogyakarta dan Jateng (Jawa Tengah) akhir Mei lalu," katanya. Gempa kali ini lebih mirip dengan gempa yang mengguncang Aceh pada 2004 dan Nias pada 2005, hanya saja skalanya lebih kecil.

    "Mirip dengan yang terjadi di Aceh dan Nias, gempa kali ini juga diakibatkan oleh pergerakan zona penajaman lempeng atau zona subduksi dari lempeng di Samudra Hindia," katanya. Hal tersebut, lanjutnya, dipicu pergeseran lempeng Australia yang mendekati lempeng Eurasia dengan kecepatan rata-rata tujuh centimeter per tahun.

    Gempa tersebut menghasilkan tsunami karena episentrum (pusat gempa) berada di laut. Pusat gempa yang melanda Pangandaran dan sekitarnya berada di bawah laut yang merupakan daerah penunjaman atau pertemuan lempeng yang berpotensi menimbulkan tsunami.

    "Selain terjadi karena episentrumnya di dasar laut yang cukup dalam, tsunami juga terjadi ketika magnitudenya minimal enam Skala Richter, gerakan sesar bersifat vertikal dan ada cukup volume air laut," kata Deputi Kepala LIPI bidang Ilmu Pengetahuan Kebumian, Dr Jan Sopaheluwakan M. Sc. pada kesempatan berbeda.

    Jawa rawan gempa dan tsunami

    Menurut Danny, sepanjang Pulau Jawa bagian selatan memang relatif rawan gempa dan tsunami. Sayangnya, data penelitian ataupun catatan mengenai sejarah gempa maupun tsunami di daerah tersebut sangat minim.

    "Dalam 300 tahun terakhir hampir tidak ada catatan gempa besar yang disertai tsunami seperti di Aceh. Zona subduksi di sekitar Palung Jawa sepi dan lama sekali tidak menimbulkan gempa besar," kata Danny saat dihubungi KCM, Selasa (18/7).

    Namun, gelombang tsunami di pantai selatan Jawa bukan untuk pertama kalinya. Contohnya, gempa disertai tsunami di Banyuwangi, Jawa Timur pada 1994. Dari catatan Belanda yang dikompilasi Newcomb & McCann, naiknya gelombang laut setelah gempa juga pernah melanda pantai Pacitan, Jawa Timur pada 4 Januari 1840.

    Menurut Danny, pantai selatan Jawa rawan terkena tsunami karena berhadapan langsung dengan zona subduksi. Apabila terjadi gempa sebesar Aceh di laut selatan Pulau Jawa, tsunami yang ditimbulkan mungkin bisa lebih merusak.

    "Pantai barat Sumatera masih terdapat gugusan pulau yang sekaligus sebagai penghalang gelombang, tapi Jawa bagian selatan nyaris tidak dihalangi," ujar Danny.

    Meskipun demikian, gempa yang terjadi di lereng Palung Jawa tersebut tidak ada hubungannya dengan gempa yang terjadi di Aceh pada 26 Desember 2004 ataupun gempa di Yogyakarta pada 27 Mei 2006. Lempeng Indo-Australia di bawah Jawa itu memang terus-menerus bergerak ke utara dengan kecepatan 6 hingga 7 centimeter pertahun dan menjadi gempa akibat adanya tekanan yang dilepas dengan gerakan vertikal sepanjang tiga meter.

    "Ada kenaikan aktivitas seismik di sana yang mungkin saja memicu gempa lebih besar," ujar Danny. Apalagi jika hal tersebut terjadi karena lempeng-lempeng yang bertumbukan selama ini mengumpulkan energi dalam waktu lama.
    http://kompas.com/ver1/Iptek/0607/18/180331.htm
     
  2. h4nh4n

    h4nh4n Newbie

    Joined:
    Jul 5, 2006
    Messages:
    35
    Likes Received:
    0
  3. h4nh4n

    h4nh4n Newbie

    Joined:
    Jul 5, 2006
    Messages:
    35
    Likes Received:
    0
    Jumlah Korban Tewas Sudah Lebih dari 300

    JAKARTA, SELASA--Hingga pukul 17.00 WIB (Selasa, 18/7), jumlah korban tewas akibat gelombang tsunami di wilayah pantai selatan Laut Jawa telah mencapai 337 orang, lebih dari 500 luka dan lebih dari 600 orang hilang.

    Data ini berdasarkan keterangan yang dihimpun beberapa kantor berita dari Departemen Kesehatan (Depkes). Hingga saat ini pemerintah belum mengeluarkan data pasti mengenai jumlah korban tsunami yang terjadi di Pangandaran, Garut, Kebumen, atau Cilacap.

    Sementara itu, Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menko Kesra) Aburizal Bakrie menyerahkan bantuan Rp500 juta untuk penanganan darurat pascatsunami di Pangandaran. Selain itu, pemerintah menyerahkan bantuan sebanyak 5.000 kain sarung dan 5.000 selimut untuk warga Pangandaran.

    Sebelumnya Menko Kesra dan Mensos serta para pejabat Pemprov Jabar dan Pemkab Ciamis mengunjungi tenda-tenda para pengungsi dan Masjid Agung Pangandaran yang juga dijadikan tempat pengungsian darurat warga Pangandaran yang kini tidak lagi memiliki rumah karena tempat tinggalnya hancur disapu tsunami.

    http://kompas.com/ver1/Nasional/0607/18/180900.htm
     
  4. ghosthost

    ghosthost Ads.id Pro

    Joined:
    Apr 12, 2006
    Messages:
    460
    Likes Received:
    0
    Location:
    cimahi
    mudah2an makin tabah..
    indo lagi banyak cobaan dimana-mana...
    udah bobrok bgt kali yah ni negara jadi di coba ma yg diatas
     
  5. h4nh4n

    h4nh4n Newbie

    Joined:
    Jul 5, 2006
    Messages:
    35
    Likes Received:
    0

Share This Page