1. Halo Guest, pastikan Anda selalu menaati peraturan forum sebelum mengirimkan post atau thread baru.

GAJI BURUH Kalahkan Gaji S1!!!

Discussion in 'Chit Chat' started by Tegal, Oct 29, 2013.

  1. keepfight

    keepfight Ads.id Fan

    Joined:
    Feb 28, 2010
    Messages:
    190
    Likes Received:
    5
    Terlalu complicated masalah ini bro.
    Klo menurut ane sih orang kuliah tuh membentuk pola pikir. Bukan standar utk gaji.
    Adek ane D3 ugm setahun dah nganggur, sekarang dah kerja cuma dpt gaji 1.5 jt.
    Klo dibanding dng operator yg kadang bs terima 3 jt mungkin tdk ada apa apanya.
    Buruh mungkin jg ada dasarnya nuntut segitu.
    Berharap aja tdk ada efek domino dr tuntutannya.
    Semua orang punya prinsip tersendiri, yg penting saling menghargai.

    Sent from my GT-S6500D using Tapatalk 2
     
  2. ax0zds

    ax0zds Newbie

    Joined:
    Nov 4, 2013
    Messages:
    32
    Likes Received:
    0
    hhahaha. namanya juga belum berpendidikan gan. jadi mintanya aneh2 :D
    maklumlaahhh. ngadepinnya yang sabar aja :D :p
     
  3. sayasatria

    sayasatria Ads.id Fan

    Joined:
    Jun 22, 2010
    Messages:
    244
    Likes Received:
    229
    Seperti inilah paradigma kelas menengah ngehe. Disangkanya masalah ekonomi itu masalah personal dan bukan masalah publik. Seperti mahasiswa borju yang mikir tidak perlu ikutan kegiatan kemahasiswaan dan kesel kalo liat temen-temennya berdemo, bahkan kalau tuntutannya adalah untuk kepentingan mahasiswa. "bisanya cuma demo doang" katanya. Sampai dia nilainya telat keluar, atau pencatatan pembayaran uang kuliahnya ngga beres. Mereka baru mikir kalau mereka bernasib sial, lalu menjadikan masalah tersebut sebagai masalah personalnya.

    Sama seperti para kelas menengah ngehe, mereka berfikir masalah tidak memiliki skill karena tidak menempuh pendidikan formal adalah masalah personal. Makanya kuliah dulu yang tinggi baru minta kenaikan gaji, makanya tingkatkan dulu skill baru minta kenaikan gaji, makanya sekolah biar bisa punya knowledge sama skill yang memadai. Berbagai macam alasan dikeluarkan untuk mencemooh tuntutan para pekerja kasar untuk mendapatkan hidup yang layak. Lalu mencari-cari kasus partikular untuk mematikan tuntutan buruh secara general, misalnya masalah hasrat buruh untuk memiliki barang tertentu (yang bersifat partikular) untuk mematahkan tuntutan kenaikan gaji buruh (secara general).

    Berikut ini adalah argumentasi kelas menengah ngehe yang tidak sepakat kenaikan buruh...

    Pendidikan sebagai sarat kelayakan mendapatkan penghasilan yang layak
    Argumentasi ini menjadi omong kosong saat kesempatan untuk mendapatkan pendidikan pada kenyataannya tidaklah merata bagi semua warga negara. Knowledge dan skill didapatkan dari proses pendidikan dan pelatihan, pada kenyatannya, hanya orang lemah akal dan tidak punya kemampuan melakukan analisis sosial sajalah yang menganggap masyarakat kecil dan kelas bawah tidak dapat mengenyam pendidikan karena mereka tidak mau, malas belajar, dll. Sungguh sombong.

    Pekerjaan menggunakan otak itu lebih berat daripada menggunakan otot/tenaga

    Pendapat ini adalah pendapat omong kosong yang dikeluarkan kelas menengah. Hanya karena mereka berfikir mereka pusing dengan pekerjaan dan kertas kerja yang menumpuk dimejanya, tidak menjadikan pekerjaan menggunakan otak itu menjadi lebih berat. Jika dikatakan pekerjaan lapangan, atau pabrik itu lebih ringan, pertanyaannya mengapa mereka tidak memilih keluar saja dari pekerjaan meja mereka dan pindah kepabrik untuk mendapatkan pekerjaan yang lebih ringan? Tentu saja tidak karena itu semua omong kosong.

    Karena pekerjaan buruh itu kasar, beresiko tinggi, patah tulang, jari tangan bisa kapan saja masuk tertarik kedalam mesin, tidak menggunakan cincin atau jam tangan dari besi agar tidak mendapatkan masalah dengan mesin, jatuh dari ketinggian tertentu karena prosedur pengamanan yang buruk, tidak menggerai rambut agar tidak menyangkut dimesin, perhiasan atau aksesoris lainnya yang menimbulkan resiko keselamatan. Berseragam, gergumul dengan suara bising mesin, ketiak dan bau badan tidak pernah ditiupi sepoy AC yang sejuk. Dan semua jenis pekerjaan yang tidak akan mampu dibayangkan oleh mereka yang duduk didepan meja yang dengan sombongnya mengatakan "Kerja mengunakan otak itu lebih berat dari pada menggunakan otot" Sebuah celoteh pseudo dari kelas menengah yang tidak pernah mengerti konteks kemasayarakatan dan kesejarahannya.

    Sementara para kelas menengah pekerja depan meja ini duduk debawah hembusan AC. Merasa gelisah karena belum sempat pergi ketempat perawatan kulit, merasa tidak punya duit karena uang tabungannya belum cukup untuk membeli gadget.

    Wealth of Nation Adam Smith sebagai babon ideologi ekonomi Kapitalis itu memiliki asumsi awal, bahwa manusia itu baik, dan ketika manusia dibebaskan untuk beraktifitas ekonomi maka kesejahteraan yang mereka dapatkan akan meretas kebawah (trickle down effect) sebuah asumsi yang merupakan ilusi pada konteks masyarakat kita saat ini, karena segera sebelum kelas atas atau kelas menengah berfikir untuk meretaskan kesejahteraan ke kelas bawah, hasrat mereka yang membuncah dengan segala kebutuhan tersier, kenyamanan, kecanggihan, wisata, makanan, gadget, penginapan, kendaraan bermotor telah menyedot perhatian mereka jauh lebih dulu. Di saat yang sama pekerja buruh sudah kelimpungan di minggu kedua karena tidak bisa makan.

    Buruh itu nafsunya besar ingin naik gaji

    Padahal isi kepalanya kelas menengah ini tidak ada hubungannya dengan makan (yang merupakan kebutuhan primer), tapi sok-sok menuding bahwa kelas bawah penya hasrat lebih besar. Salah siapa kalo masyarakat itu konsumtif dan tidak punya etos kerja yang baik? Otak kelas menengah ini tidak sampai pada kesimpulan bahwa government punya tanggung jawab untuk mengedukasi masyarakat. Lebih dari itu mereka justru main tipu2 dengan persepsi dan mengatakan bahwa hasrat memiliki mobil murah itu adalah kebutuhan. Mengaburkan antara needs dengan wants, kebutuhan pokok, keinginan dan hasrat (desire). Kalau pemerintah sekuat-kuatnya menjadikan negaranya sebagai pasar dan warganya sebagai konsumen, kelas menengah yang sebenarnya berpendidikan ini harusnya ngerti, bukan malah cuma jadi bagian mimpi belanja ini itu. Dan merasa bingung kalo butuh ingin beli motor.

    Pendidikan dan lowongan pekerjaan
    Kelas menengah kemudian sudah merasa tenang kalo melihat acara TV yang menayangkan kasus-kasus dimana orang kecil kemudian berhasil dan menjadi sukses. "Tuh, coba kalau orang kecil itu berusaha bekerja dengan giat dan ikhlas, buktinya bisa tuh berhasil" Lalu seakan-akan masalah selesai dengan kesimpulan simplistic semacam itu. Merasa tenang ketika sudah memberikan charity, merasa sholeh dan sudah berbuat baik. Mereka lalu berfikir buruh seharusnya sabar bekerja, ikhlas, sambil terus meningkatkan ilmu dan keterampilan.

    Menganjurkan kesabaran sekenanya, lalu merasa sudah berbuat baik. Maka wajarlah jika Marx menganggap agama itu candu. Pemerintah kemudian hanyalah pelindung dari upaya penghisapan korporasi, dan lagu pemerataan pendidikan dan ketersediaan lapangan kerja jadi lagu sumbang pengantar tidur dan mimpi buruk anak bangsa. Ilmu dan amal sholeh jadi jargon, penghias ceramah para ustad sekenanya, slogan indah semata. Semakin kaya seseorang semakin individualis, tidak sadar para nabi adalah pecinta kaum mustadhafin (yang dalam konteks kemasyarakatan kita kali ini adalah kaum buruh dan kaum marginal). Charity dan sedekah lalu jadi pilihan untuk menenangkan diri, seakan sudah jadi orang baik. Lupa kalau para nabi berjuang untuk masyarakat, dan melawan sistem penghisap dan penindas. Lupa kalau nabi tidur menggunakan selimut sebagai selimut dan alasnya sekalian. Orang lalu merasa baik karena bisa sukses, gandrung pada acara-acara motivasi, seakan semuanya adalah masalah personal dan bukan masalah publik dan masalah sistem. Ilmu dan amal sholeh lalu tidak ada hubungannya dengan jaminan pendidikan layak dan ketersediaan lowongan pekerjaan bagi semua warga negara. Padahal keduanya dijamin. Tapi dasar ngehe, daripada melawan sistem yang korup kelas menengah lebih senang mencibir para buruh.

    Hanya karena penjajahan tidak lagi dilakukan menggunakan todongan senjata, bukan berarti kelas menengah yang mampu menikmati pendidikan boleh terlena dengan hasrat mereka yang memang diproduksi oleh mesin-mesin produksi hasrat (desire machine) korporasi global. Dan dengan bangga menjadi sekrup-sekrup kapitalis, merengak ketakutan akan minggatnya investor asing yang mengeksploitasi secara serakah kekayaan yang sejatinya merupakan hak semua anak bangsa. Sambil dengan tengilnya mengolok-ngolok tuntutan buruh atas kenaikan upah. Cih!
     
  4. budidore11

    budidore11 Newbie

    Joined:
    Nov 21, 2013
    Messages:
    40
    Likes Received:
    0
    Location:
    Bandung Kota Kembang
    buruh tidak selamanya ada di bawah S1
     
  5. Fransisca_Yohana

    Fransisca_Yohana Newbie

    Joined:
    Dec 13, 2013
    Messages:
    24
    Likes Received:
    0
    itulah kenapa kerja yang dengan otak harusnya lebih tinggi dari kerja menggunakan otot..karena untuk mencapai otak yang encer buat kerja itu butuh perjuangan berat dan biaya yang banyak,,kalo cuma mengandalkan otot minta gaji tinggi2 ya nggak matching,,nanti klo perusahaan2 yang cabut dari Indonesia mereka pada mau kerja apa..lebih susah lagi tuh..
     
  6. dede deny

    dede deny Newbie

    Joined:
    Jan 29, 2014
    Messages:
    34
    Likes Received:
    1
    kalo ane, gaji buruh gk usah tinggi2, tapi harga kebutuhan diturunin.. alhasil gk akn deh ada demo.. inget jaman pak pres kita yg kedua.. jrg bgt yg namanya demo2. wlopun kta org dia kek bgtu.. tp tetep aja dia bisa bikin rakyat sejahtera.
     
  7. GinanjarW

    GinanjarW Newbie

    Joined:
    Jan 29, 2014
    Messages:
    43
    Likes Received:
    3
    Buruh kalau digantikan sama robot baru pada tau rasa
     
  8. marhendi

    marhendi Ads.id Starter

    Joined:
    Jan 17, 2014
    Messages:
    89
    Likes Received:
    2
  9. tempe penyet

    tempe penyet Ads.id Fan

    Joined:
    Jan 26, 2014
    Messages:
    160
    Likes Received:
    12
    Location:
    malang
    harusnya yg S1 juga nuntut kenaikan gaji dong, dg alesan "gaji buruh naik, masa gaji kita ga naik?"
    :p
     
  10. Joe1908

    Joe1908 Content.Oke

    Joined:
    Dec 11, 2012
    Messages:
    210
    Likes Received:
    11
    Location:
    Madura
    klo saya berkeyakinan gini gan...
    Allah akan mengangkat derajat orang yang berilmu dan beriman

    artinya, setinggi2nya gaji buruh, masih kalah mulia dbandingkan guru...
     
  11. hendriprastio

    hendriprastio Super Hero

    Joined:
    Mar 22, 2012
    Messages:
    1,668
    Likes Received:
    239
    Location:
    Ads.id
    kalo gaji buruh naik,,ya gaji s1, s2, dan diatasnya juga harus naik ,,,sesuai dunk,,, biar imbang
     
  12. Tio Devito

    Tio Devito Newbie

    Joined:
    Jan 29, 2014
    Messages:
    21
    Likes Received:
    0
    ya itulah.. kenyataannya sprti itu.. sbenarnya masyarakat juga kudu ngerti perekonomian negara. bener kata para mastah di atas..nanti pengusaha2 dan investor akan pindah ke negara lainnya yg pembayaran UMR nya masih murah,
     

Share This Page