1. Halo Guest, pastikan Anda selalu menaati peraturan forum sebelum mengirimkan post atau thread baru.

Cold Call vs Warm Call Marketing

Discussion in 'Berbagi Pengalaman' started by dwiwarnawarni, Mar 31, 2016.

  1. dwiwarnawarni

    dwiwarnawarni Newbie

    Joined:
    Dec 17, 2015
    Messages:
    21
    Likes Received:
    1
    Pernah ga sih Gan kalian dapat telepon dari para Advertiser? Either itu telepon operator maupun telepon orang langsung? Ane belum ada pengalaman kerja cukup profesional sih di Indonesia, jadi waktu ane di Indonesia ane jarang banget dapet cold call kaya gitu.. waitssss.. ada yang belum mengerti kah antara cold call dan warm call? Okay biar ga rooming, ane jelasin dulu yaa..

    seperti arti dari komponen katanya, baik cold call dan warm call adalah cara "old fashion" marketing, dengan mempromosikan produk melalui panggilan langsung ke calon konsumen.. meskipun old fashion, cara marketing lewat telepon begini masih banyak loh dilakukan oleh para marketer, dan hasilnya tidak seburuk yang dibayangkan, terlebih jika yang kita lakukan adalah warm call.. inti perbedaan dari cold call dan warm call adalah lebih pada starting point yang kita miliki.. jika kita memanggil potensial konsumen tersebut dari data random, misalnya dari yellow pages, di mana kita bahkan tidak mengenal orang-orang tersebut, maka akan sulit bagi kita untuk meyakinkan orang ini.. ada banyak effort yang harus dilakukan, strategi cara berbicara kitapun sangat mempengaruhi hasil.. lebih sulit dilakukan untuk "pdkt" ke calon konsumen.. sedangkan pada warm call, kita memulai dengan metode yang lebih "hangat" salah satunya kita mulai mendapatkan informasi mengenai calon konsumen tersebut dari orang lain yang kenal ke konsumen.. atau ketika kita menghadiri acara yang sama dengan konsumen.. dengan lebih banyaknya informasi yang kita dapat terkait konsumen, kita akan merasa lebih siap untuk menghubungi mereka dan mereka akan merasa lebih nyaman berbicara dengan kita..

    ane ga tau sih gan sesungguhnya kondisi di Indonesia (seperti yang ane bilang di atas), kebetulah ane sedang berdomisili di Korea dan ane sering banget dapet telepon "dingin" seperti itu.. bisa dibayangkan, ketika mengangkat mereka langsung nyerocos pake bahasa Korea cepat dan sulit di cut, ya tentu langsung saya tutup.. cold call seperti ini sangat tidak efektif dan memakan resources, bukan cuma uang, tapi juga waktu.. setuju tidak? Karena, akan lebih baik jika panggilan yang kita lakukan adalah panggilan "hangat". Khususnya untuk transaksi B2B, warm call akan memberikan higher probability for closing the deal.. Tapi bagaimana caranya? Berikut ada beberapa saran:
    1) Kunjungi acara-acara bisnis
    --> baik seminar, pameran, gathering, kunjungi aja Gan itu acara-acara bisnis.. kalau diminta bayar, ya bayar aja itung itung investasi long term.. dari situ, setidaknya kita bisa memahami karakter konsumen yang dapat kita bidik, dan ketika kita melakukan "pdkt", mereka akan merasa memiliki kesamaan dengan Agan-agan karena melakukan aktivitas yang sama.

    2) Aktif di organisasi/perkumpulan bisnis
    --> networking itu penting.. meskipun orang yang kita kenal di organisasi tersebut bukan merupakan target konsumen, tapi mungkin dia memiliki koneksi ke target konsumen.. kalau kita membangun networking yang baik dengan orang-orang tersebut, akan lebih mudah bagi kita untuk terhubung dengan target konsumen, dengan bantuan perkenalan.

    3) Tridge
    --> tapi masalah selanjutnya, bagaimana jika target konsumen kita tidak berlokasi berdekatan dengan kita? target konsumen merupakan pasar yang sulit untuk diraih, misalnya di luar negeri? Mengunjungi acara bisnis, terlebih jika acaranya di negara tersebut, bisa menjadi jalan yang terbaik. tapi masalahnya, apakah cukup dana yang kita miliki? dan seperti yang dikatakan sebelumnya, masalah bukan hanya di dana, tapi juga waktu. lalu bagaimana baiknya? Berangkat dari masalah ini, perusahaan kami hadir dengan sebuah solusi.. sebut saja Tridge, sebuah website yang menyediakan berbagai koneksi bisnis.. dari mana? sebut saja finder istilah bagi mereka yang bersedia memperkenalkan koneksi bisnis yang dimiliki.. dengan bantuan finder, kita bisa mulai terhubung dengan target konsumen dengan cara yang tepat.. menghubungi target market akan menjadi lebih "hangat" karena orang tersebut telah mendapatkan pemberitahuan sebelumnya oleh orang yang dia kenal.

    Ingin tahu lebih banyak tentang Tridge? tunggu artikel setelahnya lagi ya!

    *artikel sebelumnya tentang Tridge information series, dapat ditemukan di kolom "Media" dengan judul "Mau ekspor ke luar negeri? Dapetin aksesnya di website ini!".


    Salam sukses,
    Tim Tridge Indonesia
    :D
     
  2. babydiapers

    babydiapers Ads.id Starter

    Joined:
    Oct 11, 2014
    Messages:
    70
    Likes Received:
    1
    nyimak :3
    but nice share!
     
  3. Poncholosoa

    Poncholosoa Newbie

    Joined:
    Mar 6, 2014
    Messages:
    38
    Likes Received:
    0
    Ngga ngerti :| Jadi perannya tridge sebagai perantara?
     
  4. dwiwarnawarni

    dwiwarnawarni Newbie

    Joined:
    Dec 17, 2015
    Messages:
    21
    Likes Received:
    1
    Halo Poncho!

    Benar! Peran Tridge adalah perantara bagi para UKM dan potential buyer, dengan bantuan Finder. Agak membingungkan ya?

    Begini ilustrasinya. Pengusaha UKM yang memiliki produk memberikan produknya ke Tridge untuk dijual ke pasar yang mereka targetkan. Kemudian, Tridge akan menghubungi Finder potensial sesuai dengan industri dan lokasi untuk dapat bekerja sama. Finder ini yang nantinya akan membantu Tridge menemukan dan menjual produk UKM tersebut ke jaringan mereka. Jika transaksi goal, maka Finder akan mendapatkan komisi dari persentasi nominal transaksi.

    Mudah dipahamikah?
     
  5. fanjilatenufi

    fanjilatenufi Newbie

    Joined:
    Apr 19, 2016
    Messages:
    44
    Likes Received:
    0
    nyimak dulu deh
     
  6. hanif48

    hanif48 Hero

    Joined:
    Jan 30, 2015
    Messages:
    571
    Likes Received:
    37
    Location:
    Cikarang, Bekasi
    Nice! Cukup membantu :gembira:
     

Share This Page