1. Halo Guest, pastikan Anda selalu menaati peraturan forum sebelum mengirimkan post atau thread baru.

apa arti ibu menurut ANda?

Discussion in 'Chit Chat' started by nizma, Jun 17, 2009.

  1. mac_nyos_x

    mac_nyos_x Newbie

    Joined:
    May 14, 2009
    Messages:
    27
    Likes Received:
    0
    Jasa seorang IBU-renungan
    Apa yang paling dinanti seorang wanita yang baru saja menikah ?
    Sudah pasti jawabannya adalah : k-e-h-a-m-i-l-a-n.
    Seberapa jauh pun jalan yang harus ditempuh, Seberat apa pun langkah
    yang mesti diayun, Seberapa lama pun waktu yang harus dijalani, Tak
    kenal menyerah demi mendapatkan satu kepastian dari seorang bidan:
    p-o-s-i-t-i-f.
    Meski berat, tak ada yang membuatnya mampu bertahan hidup kecuali
    benih dalam kandungannya.
    Menangis, tertawa, sedih dan bahagia tak berbeda baginya, karena ia
    lebih mementingkan apa yang dirasa si kecil di perutnya.
    Seringkali ia bertanya : menangiskah ia? Tertawakah ia? Sedihkah
    atau bahagiakah ia di dalam sana?
    Bahkan ketika waktunya tiba, tak ada yang mampu menandingi cinta
    yang pernah diberikannya, ketika itu mati pun akan dipertaruhkannya
    asalkan generasi penerusnya itu bisa terlahir ke dunia.
    Rasa sakit pun sirna, ketika mendengar tangisan pertama si buah hati,
    tak peduli darah dan keringat yang terus bercucuran.
    Detik itu, sebuah episode cinta baru saja berputar.

    Tak ada yang lebih membanggakan untuk diperbincangkan selain anak.
    Tak satu pun tema yang paling menarik untuk didiskusikan bersama
    rekan sekerja, teman sejawat, kerabat maupun keluarga, kecuali anak.
    Si kecil baru saja berucap "Ma?" segera ia mengangkat telepon
    untuk mengabarkan ke semua yang ada di daftar telepon.
    Saat baru pertama berdiri, ia pun berteriak histeris, antara haru,
    bangga dan sedikit takut si kecil terjatuh dan luka.
    Hari pertama sekolah adalah saat pertama kali matanya menyaksikan
    langkah
    awal kesuksesannya. Meskipun disaat yang sama, pikirannya terus
    menerawang dan bibirnya tak lepas berdoa, berharap sang suami tak
    terhenti rezekinya.
    Agar langkah kaki kecil itu pun tak terhenti di tengah jalan.

    "Demi anak", "Untuk anak", menjadi alasan utama ketika ia berada di
    pasar berbelanja keperluan si kecil.
    Saat ia berada di pesta seorang kerabat atau keluarga dan
    membungkus
    beberapa potong makanan dalam tissue.
    Ia selalu mengingat anaknya dalam setiap suapan nasinya, setiap
    gigitan kuenya, setiap kali hendak berbelanja baju untuknya.
    Tak jarang, ia urung membeli baju untuk dirinya sendiri dan
    berganti mengambil baju untuk anak.
    Padahal, baru kemarin sore ia membeli baju si kecil.
    Meski pun, terkadang ia harus berhutang. Lagi-lagi atas satu alasan,
    demi anak.

    Di saat pusing pikirannya mengatur keuangan yang serba terbatas,
    periksalah catatannya.
    Di kertas kecil itu tertulis: 1. Beli susu anak; 2. Uang sekolah anak.
    Nomor urut selanjutnya baru kebutuhan yang lain. Tapi jelas di
    situ, kebutuhan anak senantiasa menjadi prioritasnya.
    Bahkan, tak ada beras di rumah pun tak mengapa, asalkan susu si
    kecil tetap terbeli.
    Takkan dibiarkan si kecil menangis, apa pun akan dilakukan agar senyum
    dan tawa riangnya tetap terdengar.

    Ia menjadi guru yang tak pernah digaji, menjadi pembantu yang tak
    pernah dibayar, menjadi pelayan yang sering terlupa dihargai, dan
    menjadi babby sitter yang paling setia.
    Sesekali ia menjelma menjadi puteri salju yang bernyanyi merdu
    menunggu suntingan sang pangeran.
    Keesokannya ia rela menjadi kuda yang meringkik, berlari mengejar
    dan menghalau musuh agar tak mengganggu.
    Atau ketika ia dengan lihainya menjadi seekor kelinci yang
    melompat-lompat mengelilingi kebun, mencari wortel untuk makan
    sehari-hari. Hanya tawa dan jerit lucu yang ingin didengarnya dari
    kisah-kisah yang tak pernah absen didongengkannya.
    Kantuk dan lelah tak lagi dihiraukan, walau harus menyamarkan
    suara menguapnya dengan auman harimau. Atau berpura-pura si nenek sihir
    terjatuh dan mati sekadar untuk bisa memejamkan mata barang
    sedetik. Namun, si kecil belum juga terpejam dan memintanya
    menceritakan dongeng ke sekian.
    Dalam kantuknya, ia pun terus mendongeng.

    Tak ada yang dilakukannya di setiap pagi sebelum menyiapkan
    sarapan anak-anak yang akan berangkat ke kampus.
    Tak satu pun yang paling ditunggu kepulangannya selain suami dan
    anak-anak
    tercinta. Serta merta kalimat, "sudah makan belum?" tak lupa
    terlontar
    saat baru saja memasuki rumah. Tak peduli meski si kecil yang dulu
    kerap ia timang dalam dekapannya itu, sekarang sudah menjadi orang
    dewasa yang bisa saja membeli makan siangnya sendiri di kampus.

    Hari ketika si anak yang telah dewasa itu mampu mengambil
    keputusan
    terpenting dalam hidupnya, untuk menentukan jalan hidup
    bersama
    pasangannya, siapa yang paling menangis? Siapa yang lebih dulu
    menitikkan air mata? Lihatlah sudut matanya, telah menjadi samudera
    air mata dalam sekejap. Langkah beratnya ikhlas mengantar buah hatinya
    ke kursi pelaminan.
    Ia menangis melihat anaknya tersenyum bahagia dibalut gaun pengantin.
    Di saat itu, ia pun sadar, buah hati yang bertahun-tahun menjadi
    kubangan curahan cintanya itu tak lagi hanya miliknya. Ada satu
    hati lagi yang tertambat, yang dalam harapnya ia berlirih, "Masihkah
    kau anakku?"

    Saat senja tiba. Ketika keriput di tangan dan wajah mulai
    berbicara tentang usianya. Ia pun sadar, bahwa sebentar lagi masanya
    kan berakhir.
    Hanya satu pinta yang sering terucap dari bibirnya, "Bila ibu
    meninggal, ibu ingin anak-anak ibu yang memandikan. Ibu ingin
    dimandikan sambil dipangku kalian".
    Tak hanya itu, imam shalat jenazah pun ia meminta dari salah satu
    anaknya.
    "Agar tak percuma ibu mendidik kalian menjadi anak yang begitu rajin ke Gereja sejak kecil," ujarnya.

    Duh ibu, semoga saya bisa menjawab pintamu itu kelak. Bagaimana
    mungkin saya tak ingin memenuhi pinta itu? Sejak saya kecil ibu telah
    mengajarkan arti cinta sebenarnya.
    Ibulah madrasah cinta saya,
    Ibulah sekolah yang hanya punya satu mata pelajaran, yaitu "cinta".
    Sekolah yang hanya punya satu guru yaitu "pecinta".
    Sekolah yang semua murid-muridnya diberi satu nama: "anakku tercinta".
    -----------
     
  2. badboys

    badboys Super Hero

    Joined:
    Aug 8, 2007
    Messages:
    1,420
    Likes Received:
    50
    Location:
    Di dalem kamar
    Ga bisa ngungkapin pake kata2 nih terlalu banyak arti ibu buat saya...:nangis:
     
  3. sibloggercilik

    sibloggercilik Newbie

    Joined:
    Jun 4, 2009
    Messages:
    23
    Likes Received:
    1
    ibu adalah segalanya bagi saya.

    singkat tetapi mengandung banyak makna.
     
  4. blogger_ndeso

    blogger_ndeso Hero

    Joined:
    Dec 2, 2008
    Messages:
    511
    Likes Received:
    32
    saya ketinggalan cerita...
    bagiku ibu.... ah gak da kata yang pas untuk menggambarkan kebaikannya.
     
  5. fistofis

    fistofis Super Hero

    Joined:
    Oct 19, 2008
    Messages:
    1,522
    Likes Received:
    59
    Location:
    depan komputer
    i love her so much.. :senyum:
     
  6. malaikatgimbal

    malaikatgimbal Super Hero

    Joined:
    Sep 12, 2008
    Messages:
    1,578
    Likes Received:
    39
    Location:
    Jakarta, Bandung, and Cianjur
    My Mom is THE BEST .. LOVE U MOM ..
     
  7. unknow alien

    unknow alien Ads.id Pro

    Joined:
    Mar 23, 2009
    Messages:
    419
    Likes Received:
    18
    pengen buat ibu ku pergi Haji.:hmm::hmm:
     

Share This Page